.post-body { line-height:1.8em; letter-spacing: 0.1px; }

Thursday, August 20, 2015

Khutbah Indo Jawa : Memaafkan sunnah Membalas Bukan Sunnah


          Segala puji bagi Allah, yang ingkang sampun maringaken kenikmatanipun, nikmat ingkang boten wonten batase , terutami nikmat Islam lan  nikmat iman, lan moggo nikmat ingkang ageng meniko kito sarengi kalian ningkataken taqwa dateng alloh swt.
Shalawat lan salam mugi-mugi  senantiasa katuraken dumateng junjungan kito nabi agung muhammad saw. , dumateng  keluarga, sahabat, serta pengikutnya ngantos  akhir zaman.
          Judul ingkang kawulo aturaken "Memaafkan sunnah membalas bukan sunnah""
Hadirin jamaah yang ingkang dimulyaaken alloh
Agami kito sangat nganjuraken gampang ngapuro dateng tiang lintu. Di antara bukti anjuran niku adalah Allah janjiaken surga ingkang  luasipun seluas langit lan bumi kangge tiang ingkang purun maafaken dateng tiang lintu. Allah Subhanahu wa Ta’ala dawuh,
وَسَارِعُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ ﴿١٣٣﴾ الَّذِينَ يُنفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ ۗ وَاللَّـهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ ﴿١٣٤﴾
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. (Yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya, dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS. Ali Imran: 133-134)
Namun wonten  praktekipun, bersabar lan memaafkan sangking gangguan tiang lintu beten perkawis ingkang gampang . kangge kito bersabar atas musibah samawiyah kados  banjir, gempa bumi, rasa sakit yang kita derita, dll. Musibah kados mekaten  relatif lebih gampang  dateng kito  untuk bersabar, tetapi menawi  musibah itu ditimbulkan akibat gangguna tiang lintu  lebih sulit bagi kita untuk bersabar. Wonten gangsal  perkawis  sikap kangge  meraih predikat pemaaf ingkang saget  tertanam wonten manah kito , lan gampang maafaken tiang lintu.
Kaum muslimin yang dirahmati Allah.
Pertama: meyakini bahwa perbuatan tiang lintu dumateng kito adalah bagian sangking  takdir Allah Subhanahu wa Ta’ala ingkang sampun ditetapaken dumateng kito. Allah-lah ingkang sampun nyiptaaken  perbuatan para hambanipun, sebagaimana wonten dawuh,
وَاللَّهُ خَلَقَكُمْ وَمَا تَعْمَلُونَ
“Dan Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu.” (QS. Ash-Shaffat: 96)
Kranten meniko poro rawuh, kito pandang perbuatan ingkang beten nyenengaken yang dilakukan kaleh tiang-tiang dumateng kito adalah takdir Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada kita. Dan sebagai hamba Allah, kito nrami lan iman dateng takdir yang Allah tetapkan. Kita taruh dalam benak kita bahwa orang-orang niki adalah hanya sebagai alat atau perantara sangking takdir Allah itu terjadi pada kita. Sehinggokito paham bahwa Allah-lah yang pada hakikatnya menimnpakan musibah dumateng kito  melalui tiang ingkang  berbuat aniaya dumateng kito.
Kedua: kito supados eleng  bahwa kito katah ngelampahi  perbuatan dosa.
Dan musibah ini terjadi juga karena disebabkan dosa-dosa kita. Allah Subhanahu wa Ta’ala dadosaken tiang-tiang lintu nganingoyo kito kranten perbuatan dosa ingkang kito lakukan
وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ
“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS. Asy-Syura: 30)
Kranten  dosa-dosa ingkang kito lampahi , maka wajar wonten tiang lintu berbuat aniaya dumateng kito. Allah menakdirkan hal meniko  sebagai pengingat dateng kito ingkang katah ngelampahi  dosa atau juga sebagai balasan kranten kito nate  berbuat aniaya dateng tiang lintu.
Ketiga: nanamaken  pada diri kita bahwa bersabar dan memaafkan dugeaken  pahala ingkang ageng.
Di antara pahala tersebut adalah Allah katakan orang yang sabar itu bersama Allah.
إِنَّ اللهَ مَعَ الصَّابِرِيْنَ
Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar
إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS. Az-Zumar: 10)
 فَمَنْ عَفَا وَأَصْلَحَ فَأَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ
“Maka barang siapa mema’afkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah.” (QS. Asy-Syura: 40)
Inilah beberapa ayat yang menjanjikan pahala yang begitu luas kangge tiang-tiang ingkang sami purun  memaafkan.
Keempat: nanamaken dateng kito bahwa balasan itu tergantung bentuk perbuatannya.
Ketika kito sadar bahwa kito katah ngelampahi  dosa kepada Allah Ta’ala, baik disebabkan oleh hati kita, lisan kita, atau anggota badan kita, baik yang kita sadari maupun yang tidak kita sadari, maka tentunya kita akan amat sangat butuh ampunan  Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dengan kita memberikan maaf  kepada orang-orang yang telah bersalah kepada kita, orang-orang yang bersifat buruk kepada kita, dengan amalan gampang maafaken dateng tiang lintu meniko,  Allah pun mengampuni kita atas perbuatan dosa kita dan aniaya kita terhadap diri sendiri.
Kita berharap, ketika kita mudah maafaken tiang lintu, mugi-mugi  Allah pun akan mudah maafaken  segala kesalahan kita. Inilah buah dari pada prinsip “balasan  tergantung dari jenis atau bentuk amalan yang di dilakukan”.
Kelima: beten bales  perbuatan aniaya tiang lintu  adalah sunnah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Kito sedoyo yakin bahwa beten wonten tiang  lebih mulia, lebih agung harga dirinya, lebih terhormat, dibandingaken  kalian Nabi kito Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, bersamaan dengan itu, tidak pernah satu kali pun beliau membalas penganiyaan orang lain terhadap dirinya. Kita yang kehormatan dan harga diri jauh dibandingkan dengan nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih pantas lagi untuk memaafkan orang-orang yang berbuat tidak baik kepada kita.
Ngapuro  adalah bagian sangking  sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan mbalas adalah sanes bagian sunnah beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau senantiasa ngapuro lan beten nate mbales.
Mugi-mugi nopo ingkang kito lampahi gampang maafaken dateng tiang lintu sebagai jalan kulo panjenengan dados tiang ingkang taqwalloh dados tiang ingkang di ridhoi dados tiang ingkang khusnul khotimah
أَقُوْلُ مَا تَسْمَعُوْنَ وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ فَأَسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ