Sekelumit
tentang kehidupan Ishaq dan Ya’kub as.
Al-Quran
tidak menyebutkan sesuatu tentang kehidupan Ishaq as yang khusus dan tidak pula
pada putranya ya’kub, kecuali yang disebut-Nya tentang kehidupan putranya yusuf
dan peristiwa-peristiwa yang mengenai hal itu yang akan kami sebutkan semuanya
dalam kisah yusuf as.
Disini akan kami sebutkan secara ringkas riwayat ahli Kitab mengenai
Ishaq dan ya’kub.
Tatkala Ibrahim merasa ajalnya hampir tiba, ishaq belum kawin dan
bapakny tidak ingin mengawinkanya dengan perempuan Kana’an yang tidak mengenal
Allah dan asing di dalam keluarganya. Oleh karena itu ibrahim menugaskan pada
salah satu pelayan yang mengurusi rumahnya agar pergi ke Harran di irak dan
membawa seorang perempuan dari keluarganya. Pelayan itu pergi dengan
pemeliharaan Allah dan tibalah ia di Harran dan jatuhlah pilkihannya atas
Rafkaah binti bateweel bin nahur saudara ibrahim as. Jadi Rafqoh adalah putri
keponakan ibrahim, kemudian pelayan itu membawanya ketempat ibrahim dan
mengawinkannya dengan ishaq.
Setelah lewat 20 tahun dari perkawinannya, ishaq di klaruniai 2 anak
kembar, yang pertama diberi nama aisuh (orang arab menamakannya Al-Aish),
keduanya keluar dari perut ibunya dengan memegangi kaki saudaranya, sehingga
yang kedua dinamakan ya’kub yang juga bernama israel.
Ishaq lebih mencintai aish karena ia lahir duluan, dan ibunya Rafqoh
lebih mencintai ya’kub karena ia lebih kecil. Pada suatu hari iskhaq
mengiginkan suatu makanan dan meminta kepada aish untuk mengambilkanny, maka
ya’kub lebih dulu mengambilkannya untuk bapaknya atas izin ibundanya, kemudian
iskhaq memakannya dan mendo’akannya.
Ketika Aish mengetahui hal itu, ia pun marah pada saudaranya dan
mengancamnya. Tatkala iubunya mengetahui hal itu, ia pun memberikan isyarat
kepada ya’kub agar pergi mengunjungi saudara ibunya Laban di kota harran irak
dan tetap tinggal disana hingga kemarahan saudaranya reda, dan supaya ia kawin
dengan anak pamannya. Ibunya minta pada ishaq agar menyuruhnya melakukan hal
itu, menasehati serta mendo’akanya.
Maka pergilah ya’kub kerumah pamannya Labban dan tinggal di situ
mengabdi kepadanya. Sebagai imbalanya, ya’kub menginginkan kawin dngan putri
pamannya yang bernama Rachel, akan tetapi pamannya mengawinkannya dengan
putrinya yang besarbernama Liyah.
Ketika pagi, ya’kub berkata kepada pamannya “ Sebenarnya aku meminta
putrimu Rachel dan ia adalah yang tercantik di antara keduanya. Maka
berkatalkah pamannya kepadanya “ Bukanlah kebiyasaan kami mengawinkan yang
kecil sebelum yang besar dan jika engkau menyukai saudaranya,. Maka bekerjalah
7 tahun lagi supaya aku kawinkan kamu dengannya.
Ya’kub bekerja 7 tahun lagi agar dapat dikawinkan dengan Rachel, hal
itu sudah menjadi kebiyasaan dalam ajaran agama mereka. Laban telah memberikan
pada masing-masing putrinya seorang sahaya perempua. Kepada putrinya yang
bernama Liyah ia memberikan sahaya
perempuan zulfa, dan kepada Rachel ia memberikan sahaya bernama Balhah,
kemudian masing-masing memberikan kepada suaminya ya’kub. Dengan demikian
ya’kub mempunyai 4 istri dan dari mereka ia di karuniai i2 orang anak.
v Dari istrinya Liyah ia
dikaruniai: Ruben, Syam’un, Levi, Yahuda, Yasakir dan Zabulon.
v Dari istrinya Rachel ia
dikaruniai: Yusuf dan Buyamin.
v Dari istrinya Balhah dikaruniai:
Daan dan Naftali.
v Dari istrinya Zalfa di karuniai:
Jaad dan Asyir.
Setelah
20 tahun tinggal bersama pamanya Laban, ya’kubpun meminta izin kepada pamannya
untuk kembali kepada keluarganya dan pamanya mengizinkannya.
Tatkala
Ya’kub hampir tiba di negri kana’an (palestina), tahulah ia bahwa saudaranya
siap menemuinya dengan 400 orang, sehingga ya’kub merasa takut dan mendo’akanya
serta menyiapkanyua hadiah besar bagi saudaranya yang di kirimkan bersama
orang-orangnya. Maka lunaklah hati Aish ketika melihat hadiah pemberian
saudaranya dan di tinggalkanlah tempat itu bagi saudaranya, lalu ia pergi
kegunung Sa’ir.
Adapun ya’kub, maka ia pergi
kepada ayahnya ishaq dan tinggal bersama di kota hebron yang di kenal dengan
sebutan Al-Khalil. Ishaq hidup selama 180 tahun dan dimakamkan di gua tempat
bapaknya (Ibrahim) dimakamkan di kota Al-Khalil.