.post-body { line-height:1.8em; letter-spacing: 0.1px; }

Saturday, January 2, 2016

Tentang kehidupan Ishaq dan Ya’kub as.

Sekelumit tentang kehidupan Ishaq dan Ya’kub as.
Al-Quran tidak menyebutkan sesuatu tentang kehidupan Ishaq as yang khusus dan tidak pula pada putranya ya’kub, kecuali yang disebut-Nya tentang kehidupan putranya yusuf dan peristiwa-peristiwa yang mengenai hal itu yang akan kami sebutkan semuanya dalam kisah yusuf as.

Disini akan kami sebutkan secara ringkas riwayat ahli Kitab mengenai Ishaq dan ya’kub.

Tatkala Ibrahim merasa ajalnya hampir tiba, ishaq belum kawin dan bapakny tidak ingin mengawinkanya dengan perempuan Kana’an yang tidak mengenal Allah dan asing di dalam keluarganya. Oleh karena itu ibrahim menugaskan pada salah satu pelayan yang mengurusi rumahnya agar pergi ke Harran di irak dan membawa seorang perempuan dari keluarganya. Pelayan itu pergi dengan pemeliharaan Allah dan tibalah ia di Harran dan jatuhlah pilkihannya atas Rafkaah binti bateweel bin nahur saudara ibrahim as. Jadi Rafqoh adalah putri keponakan ibrahim, kemudian pelayan itu membawanya ketempat ibrahim dan mengawinkannya dengan ishaq.

Setelah lewat 20 tahun dari perkawinannya, ishaq di klaruniai 2 anak kembar, yang pertama diberi nama aisuh (orang arab menamakannya Al-Aish), keduanya keluar dari perut ibunya dengan memegangi kaki saudaranya, sehingga yang kedua dinamakan ya’kub yang juga bernama israel.

Ishaq lebih mencintai aish karena ia lahir duluan, dan ibunya Rafqoh lebih mencintai ya’kub karena ia lebih kecil. Pada suatu hari iskhaq mengiginkan suatu makanan dan meminta kepada aish untuk mengambilkanny, maka ya’kub lebih dulu mengambilkannya untuk bapaknya atas izin ibundanya, kemudian iskhaq memakannya dan mendo’akannya.

Ketika Aish mengetahui hal itu, ia pun marah pada saudaranya dan mengancamnya. Tatkala iubunya mengetahui hal itu, ia pun memberikan isyarat kepada ya’kub agar pergi mengunjungi saudara ibunya Laban di kota harran irak dan tetap tinggal disana hingga kemarahan saudaranya reda, dan supaya ia kawin dengan anak pamannya. Ibunya minta pada ishaq agar menyuruhnya melakukan hal itu, menasehati serta mendo’akanya.

Maka pergilah ya’kub kerumah pamannya Labban dan tinggal di situ mengabdi kepadanya. Sebagai imbalanya, ya’kub menginginkan kawin dngan putri pamannya yang bernama Rachel, akan tetapi pamannya mengawinkannya dengan putrinya yang besarbernama Liyah.

Ketika pagi, ya’kub berkata kepada pamannya “ Sebenarnya aku meminta putrimu Rachel dan ia adalah yang tercantik di antara keduanya. Maka berkatalkah pamannya kepadanya “ Bukanlah kebiyasaan kami mengawinkan yang kecil sebelum yang besar dan jika engkau menyukai saudaranya,. Maka bekerjalah 7 tahun lagi supaya aku kawinkan kamu dengannya.

Ya’kub bekerja 7 tahun lagi agar dapat dikawinkan dengan Rachel, hal itu sudah menjadi kebiyasaan dalam ajaran agama mereka. Laban telah memberikan pada masing-masing putrinya seorang sahaya perempua. Kepada putrinya yang bernama Liyah  ia memberikan sahaya perempuan zulfa, dan kepada Rachel ia memberikan sahaya bernama Balhah, kemudian masing-masing memberikan kepada suaminya ya’kub. Dengan demikian ya’kub mempunyai 4 istri dan dari mereka ia di karuniai i2 orang anak.

v  Dari istrinya Liyah ia dikaruniai: Ruben, Syam’un, Levi, Yahuda, Yasakir dan Zabulon.
v  Dari istrinya Rachel ia dikaruniai: Yusuf dan Buyamin.
v  Dari istrinya Balhah dikaruniai: Daan dan Naftali.
v  Dari istrinya Zalfa di karuniai: Jaad dan Asyir.

Setelah 20 tahun tinggal bersama pamanya Laban, ya’kubpun meminta izin kepada pamannya untuk kembali kepada keluarganya dan pamanya mengizinkannya.
Tatkala Ya’kub hampir tiba di negri kana’an (palestina), tahulah ia bahwa saudaranya siap menemuinya dengan 400 orang, sehingga ya’kub merasa takut dan mendo’akanya serta menyiapkanyua hadiah besar bagi saudaranya yang di kirimkan bersama orang-orangnya. Maka lunaklah hati Aish ketika melihat hadiah pemberian saudaranya dan di tinggalkanlah tempat itu bagi saudaranya, lalu ia pergi kegunung Sa’ir.


Adapun ya’kub, maka ia pergi kepada ayahnya ishaq dan tinggal bersama di kota hebron yang di kenal dengan sebutan Al-Khalil. Ishaq hidup selama 180 tahun dan dimakamkan di gua tempat bapaknya (Ibrahim) dimakamkan di kota Al-Khalil.